LAPORAN JURNAL ORGANISASI DAN SISTEM PERTANDINGAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah organisasi dan sistem pertandingan
Yang dibimbingoleh:
M. ISHAK, S.Pd
Disusunoleh:
Nama : SUWANDA
NPM : 1152
Disusunoleh :
Nama : SUWANDA
NPM : 11520333
Kelas : 2-C (PJKR)
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PASUNDAN CIMAHI 2013
KATA PENGANTAR
Dalam memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah AWT, atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan jurnal tentang organisasi dan sistem pertandingan.
Makalah ini merupakan salahsatu syarat melakukan perkuliahan dan bahan sebagai pelengkap buku mata kuliah organisasi dan sistem pertandingan. Laporan ini memang masih jauh dari sempurna, karena itu saya terbuka dengan kritik dan saran dari pembaca, sehingga pada tahap selanjutnya kami akan berusaha untuk terus melakukan perbaikan atas kekurangan dankelemahan dalam pembuatan makalah yang saya buat.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanpaat bagi semua pembaca yang berkepentingan mengetahui tentang organisasi dan sistem pertandingan.
Cimahi, juni 2013
Penulis
Jurnal Organisasi Dan Sistem Pertandingan
A.pendahuluan
setiap pertandingan atau perlombaan, balk yang berskala bestir maupun kecil memerlukan pengelolaan yang sebaik-baiknya. Kegiatan penyelenggaraan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, clan penilaian Berta pelaporan. Sesuai dengan ciri utama olahraga (terutama olahraga prestasi) yang mengutamakan prinsip pencapaian prestasi, penciptaan rekor, atau perolehan gelar juara, maka tujuan utama perlombaan atau pertandingan ialah menentukan siapa terunggul atau terbaik. Bersamaan dengan hal itu ada tujuan pelengkap lainnya, seperti pemanduan bakat, pengukuran hasil latihan atau sebagai kesempatan untuk menilai kemajuan aspek yang lebih khas, umpamanya yang berkenaan dengan keterampilan, kemampuan fisik, atau aspek mental.
Penyelenggaraan pertandingan melibatkan sejumlah faktor yang cukup rumit. Oleh karena itu dibutuhkan pengorganisasian kegiatan yang didukung oleh tenaga pelaksana yang terampil. Sebagai contoh, pesta olahraga atau kejuaraan yang berskala nasional melibatkan sejumlah orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya masing-masing, misalnya: dalam bidang keamanan, acara pe-nbukaan/penutupan, fasilitas olahraga, penginapan, angkutan, periklanan, publikasi, kesekretariatan, keuangan, clan pertandingan.
1. Pembatasan: Penyelenggaraan pertandingan ialah kegiatan perencanaan clan pelaksanaan pertandingan atau perlombaan cabang-cabang olahraga.
Tujuan: Penyelenggaraan pertandingan merupakan sebagian tugas perkumpulan olahraga. Pemberian pengetahuan penyelenggaraan pertandingan ini bertujuan agar para pengurus perkumpulan olahraga mampu merencanakan, mengatur cara-cara pertandingan, mengadakan pencatatan-pencatatan hingga penyelenggaraan itu berjalan lancar dan tertib
B. LANGKAH-LANGKAH BERTUGAS
Penyelenggaraan pertandingan umumnya dipimpin oleh pemimpin pertandingan atau lazim jugs disebut ketua teknik pertandingan. Setelah tujuan penyelenggaraan pertandingan ditentukan, maka langkah-langkah pelaksanaan penyelenggaraan pertandingan harus melalui empat tahap, yaitu:
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan Bidang Tugas dan Struktur Organisasi
Luasnya tugas pemimpin pertandingan sangat ditentukan oleh tujuan dan sifat usaha kerja sama. Makin besar sifat penyelenggaraan pertandingan, makin besar pula bagian-bagian yang diurusi dalam satuan organisasi Yang dipimpinnya.
b. Penentuan Tenaga Kerja (Staffing)
Staffing adalah suatu aktivitas untuk memperoleh tenaga. kerja yang cakap dan dalam jumlah Yang sesuai dengan pembidangan yang telah ditentukan.
c. Penentuan Anggaran
Dalam penentuan anggaran perlu diketahui dari mana sumber keuangan unruk kebutuhan penyelenggaraan pertandingan jugs dipikirkan berapa besar kebutuhan untuk penyelenggaraan pertandingan tersebut.
d. Penentuan Peserta
Siapakah yang diperbolehkan atau dapat mengikuti pertandingan, dapat dibagi dalam dua jenis kelompok, yaitu:
1) Menurut sifat pertandingan dibedakan:
a) Pertandingan seleksi
b) Pertandingan invitasi
c) Pertandingan kompetisi
Besar kecilnya suatu pertandingan ditentukan oleh Skala pertandingan itu sendiri, misalnya pertandingan tingkat daerah, nasional, atau internasional.
2) Pembatasan peserta
a) Terbatas berdasar undangan yang telah ditentukan (invitasi).
b) Terbatas sesuai dengan peraturan seperti antarperkumpulan, Pengda (Pengurus Daerah), POM, Asian Games, Olympiads dan sebagainya.
c) Terbatas antarlingkungan daerah tertentu seperti (antarperkumpulan, antar-Pengda, Sea Games, Asian Games, dan sebagainya).
d) Pertandingan terbuka, yang dapat diikuti oleh peserta umum.
e) Undangan untuk Peserta
Setelah ditentukan pesertanya, segera mcmberikan undangan dengan atau pcmberitahuan disertai syarat-syarat yang hares dipenuhi, Berta pengumuman yang diperlukan.
f. Menyiapkan Alat dan Lapangan
Alat-alas dan lapangan hares sesuai dengan kebutuhan, balk mengenai jumlah maupun syaratsyaratnya sesuai dengan peraturan permainan.
g. Acara Pertandingan
Acara pertandingan dapat ditentukan dengan mengingat faktor-faktor, jumlah peserta, jumlah hari yang tersedia, lapangan, alas, petugas yang tersedia, cara pertandingan yang dipakai dan tersedianya biaya.
h. Menyusun Peraturan Pertandingan
Peraturan pertandingan adalah peraturan-peraturan yang dibuat dengan tujuan untuk menjaga kelancaran dan ketertiban selama pertandingan berlangsung, antara lain berish
1. Penentuan peserta.
2. Peraturan permainan yang dipakai.
3. Penyimpangan-penyimpangan peraturan permainan.
4. Sistem pertandingan yang digunakan.
5. Cara penentuan pemenang dan penentuan juara.
6. Peraturan tentang protes.
7. Penanggulangan terhentinya pertandingan, karena kerusakan peralatan dan lain-lain.
2. Menjelang Pertandingan
Kegiatan yang harus dilakukan saat menjelang mendekati pertandingan antara lain:
a. Memeriksa kesempurnaan dan kelengkapan alas-alas Berta lapangan pertandingan.
b. Memeriksa kemampuan dan keterampilan para petugas.
c. Mengadakan "technical meeting", untuk mengesahkan peraturan pertandingan.
d. Mengadakan undian dan seeded, bila cara pertandingan itu diadakan dengan sistem gugur atau sistem pool.
e. Menyusun wasit Penyusunan wasit harus berdasarkan kemampuan wasit dan berat ringannya peserta yang akan bertanding.
f. Membuat pets yang diperlukan, agar para peserta mengetahui tempat-tempat yang akan mereka butuhkan, misalnya: tempat bertanding, ruang gaud pakaian, tempat PPPK, WC, tempat undian, tempat penonton, sekretariat pertandingan dan lain sebagainya.
3. Saat Pertandingan Berlangsung
Kelancaran pertandingan harus terpelihara dengan baik. Ketertiban penonton juga harus diperhatikan. Untuk menjaga ketertiban penonton tersebut, pengaturan tempat duduk hendaknya serapi mungkin, mintalah bantuan tenaga keamanan dari kepolisian. Hasil pertandingan harus segera diurnunikan, agar penonton mengetahui keadaan sebeluinnya atau kemungkinan-kemungkinan pertandingan yang akan datang. Amankan semua peralatan pertandingan, keluar dan masuknya peralatan harus tercatar. Simpanlah kembali peralatan itu segera setelah selesai pertandingan.
4. Sesudah Pertandingan
a. Secepatnya pemimpin pertandingan memberikan laporan tentang:
1) Hasil-hasil pertandingan
2) Urutan juara
3) Keuangan
4) Penilaian petugas
5) Laporan tentang situasi keseluruhan pertandingan.
b. Memeriksa peralatan pertandingan
Setelah pertandingan selesai, segeralah periksa semua kelengkapan peralatan. Lakukanlah pemeriksaan dengan seteliti mungkin.
c. Ucapan terima kasih
Semua orang yang telah membantu terlaksananya pertandingan segera diberi ucapan terima kasih agar mereka selalu bersedia kembali bila diminta bantuan lagi.
SISTEM PERTANDINGAN
1. Sistem Gugur
a. Pengertian Sistem Gugur
Sistem gugur ialah tatacara pelaksanaan pertandingan yang menetapkan bahwa peserta yang telah kalah pada babak pendahuluan atau babak sebelumnya tidak berhak mengikuti pertandingan
mengikuti pertandinga
tahap selanjutnya. Sebagai contoh, sebuah regu atau Seorang pemain yang telah kalah dalam babak penyisihan tidak bisa bertanding pada babak selanjutnya. Hasil akhir yang diperoleh ialah peraih gelar juara, pertama dan, kedua ditentukan dalam babak akhir. Bahkan juga ditetapkan juara ketiga dan keempat sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa ciri sistem gugur ialah sebagai berikut.
1) Yang kalah tidak berhak mengikuti pertandingan babak berikutnya.
2) Pemenang lawan pemenang.
3) Peserta yang tak terkalahkan sebagai juara pertama.
4) Peserta yang kalah satu kali sebagai juara kedua.
Keuntungan memakai sistem gugur ialah:
1) Peserta pertandingan banyak.
2) Menghemat waktu dan biaya.
Kelemahan sistem gugur ialah:
1) Peserta yang sama kuat bisa bertemu pada babak pendahuluan.
2) Peserta yang sangat kuat berhadapan dengan yang sangat lemah.
3) Peserta yang maju ke babak berikutnya belum tentu tergolong peserta yang berprestasi.
b. Bagan Pertandingan
Untuk menentukan siapa saja yang berhadapan dalam satu kesempatan, maka perlu disusun bagan pertandingan. Yang perlu diperhatikan ialah tatacara membuat bagan. Seperti contoh tersebut, terdapat delapan peserta. Karena jumlahnya delapan, maka mudah bagi kits menyusun bagan yang dimaksud.
Cara menyusunnya sebagai berikut.
1) Tulislah nomor urut 1-8 atau tulislah dalam huruf besar, umpamanya A - H.
2) Hubungkan kedua nomor atau huruf yang berdekatan dengan membuat garis sejajar dan garis tegak penghubung kedua garis sejajar itu.
3) Nomor urut atau huruf pada sebelah kiri bagan digunakan sebagai nomor undian untuk menentukan siapa yang Baling berhadapan.
Tahap penting dalam penyusunan bagan ialah penentuan peserta. Tatacara yang biasa dilakukan yaitu dengan pengacakan, untuk itu digunakan undian. Proses pelaksanaannya sebagai berikut.
1) Buat kertas kecil (misalnya: berukuran 3 x 4 cm).
2) Tulis nomor undian pada kertas itu. Selanjutnya, gulung kertas itu agar nomor undiannya tidak nampak.
3) Masukkan gulungan kertas ke dalam suatu wadah.
4) Kocok gulungan kertas.
5) Satu persatu peserta mengambil gulungan kertas.
6) Nomor yang terpilih oleh peserta menunjukkan kedudukannya dalam bagan. sebagai contoh, jika tim SMA 1 jatuh pada undian nomor 1 dan SMA 8 jatuh pada nomor 2, maka kedua kesebelasan ini akan berhadapan pada babak pendahuluan.
Setelah diketahui siapa berhadapan dengan siapa, maka nama peserta ditulis pada bagan itu. Selanjutnya agar bagan itu memberikan informasi yang lengkap, sebaiknya pada bagan dicantumkan waktu dan tempat pertandingan. Setelah usai pertandingan, hasilnya ditulis pada bagan itu.
Jika kita kembali pada contoh tadi, maka mudah bagi kita untuk menulis bagan. peserta nomor I berhadapan dengan nomor 2 dan nomor 3 berhadapan dengan nomor 4, begitulah seterusnya. Pemenang berikutnya sebanyak 4 peserta Baling berhadapan, sampai kemudian yang tampil pada babak akhir yaitu dua peserta untuk memperebutkan gelar juara pertama dan kedua.
Kadangkala orang mengalami kesulitan dalam menulis bagan pertandingan. Untuk mengatasi hal itu, perlu memahami prinsip penyusunan bagan sistem gugur. Prinsip itu ialah sebagai berikut:
1) jumlah pertandingan yaitu n - 1; (n = jumlah peserta). Oleh karena itu, jika pesertanya 8, maka jumlah pertandingan ialah 8 - 1 = 7.
2) Bagan ditetapkan berdasarkan ketentuan yakni jumlah peserta habis dibagi dua. Seperti contoh tadi, 8 : 2 = 4, dan 4 : 2 = 2, begitu seterusnya. Tetapi bagaimana jika terdapat tujuh peserta sehingga jumlahnya tidak sama dengan kelipatan dua.
C. sistem Gugur dengan Bye
Untuk mengatasi masalah dalam contoh terdahulu, digunakan sistem gugur dengan bye. Prinsip utama sistem ini sama dengan sistem gugur murni. Namun pada babak pertama ditetapkan peserta berstatus bye atau semu agar jumlah peserta sama dengan jumlah kelipatan dua. Seperti contoh, karena pesertanya tujuh, maka ditetapkan satu bye. siapa peserta yang memperoleh lawan semu dalam bagan ditentukan dengan undian. penentuan kedudukan setiap peserta semuanya berdasarkan hasil undian.
Keuntungan sistem gugur dengan bye sama dengan keuntungan sistem gugur murni. Kelemahannya, terutama dalam hal kesempatan bagi regu atau peserta yang lemah untuk maju ke babak berikutnya, karena secara kebetulan dia terkena bye berdasarkan hasil undian. penyusunan bagan sama dengan sistem gugur murni.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun bagan sebagai berikut.
1) Buatlah bagan dengan penempatan nomor (1-8 seperti dalam contoh).
2) Tempatkan bye pada kedudukan ke-2.
3) Kedudukan peserta dalam bagan ditentukan berdasarkan undian. Hasil undian Selanjutnya ditulis dalam bagan.
Jika terdapat 16 peserta dan 4 bye, penempatannya sebagai berikut.
1) Bye pertama diletakkan pada kedudukan ke-2.
2) Bye kedua pada kedudukan ke-7.
3) Bye ketiga pada urutan ke-10.
4) Bye keempat jatuh pada urutan ke-15.
Jika hanya terdapat satu bye, biasanya ditempatkan pada kedudukan ke-2. Contoh penempatan bye lebih dari satu seperti dalam gambar berikut
d. Sistem Gugur dengan Seeded
Apa yang dimaksud dengan seeded' Seperti halnya dalam kejuaraan Piala Dunia 1998, beberapa tim diperlakukan sebagai seeded, umpamanya juara bertahan Brasil dan tuan rumah Perancis. Kedua tim ditempatkan dalam kelompok terpisah. Siapa tim, yang menyertainya dalam kelompok masingmasing ditentukan dengan undian.
Berdasarkan contoh itu kiranya jelas, seeded dimaksudkan untuk mencegah agar jangan sampai beberapa peserra yang dinilai kuat berjumpa pada babak pendahUluan. Tatacara ini juga dimaksudkan untuk menjamin agar yang muncul pada babak berikutnya benar-benar peserta berprestasi, bukan karena keberuntungannya.
Untuk itu dibutuhkan kriteria dalam menetapkan peserta seeded. Yang digunakan biasanya reputasi atau prestasi (misalnya juara nasional, juara bertahan) atau acuan lainnya seperti status sebagai tuan rumah. Tidak seperti pemakaian sistem gugur murni, peserta yang tergolong seeded ditetapkan sebelum began lengkap tersusun. Bahkan sejak jauh hari atau sebelum undian, sudah dikomunikasikan siapa peserta seeded itu.
Keuntungan menggunakan sistem seeded sebagai berikut.
1) Pertandingan tidak memakan waktu lama.
2) Hemet biaya, tenaga dan peralatan.
3) Peserta te•.balk berpeluang banyak untuk keluar sebagai juara.
Kelernahan sistem seeded sebagai berikut.
1) Peserta yang lemah hampir dapat dipastikan akan kalah dari peserra seeded, meskipun bisa terjadi kejutan.
2) Tak ada kemungkinan bagi setiap peserra untuk berhadapan, karena sebelumnya telah ditentukan peserta seeded.
Beberapa hat yang perlu diperhatikan dalam penerapan sistem seeded sebagai berikut.
1) Bila hanya satu seeded, tempatkan pada urutan terbawah.
2) Bila ada dua peserta seeded, masing-masing ditempatkan pada kedudukan teratas dan terbawah.
3) Bila jumlah seeded lebih dari dua, tempatkan peserta itu dengan jarak tiga angka dari seeded pertama dan tiga angka dari seeded terakhir.
e. Sistem Gugur dengan Ronde pendahuluan
Sistem gugur dengan ronde pendahuluan ialah penyelenggaraan pertandingan antara. - peserta sebelum babak pertama bagi semua peserta. Pemenang pertandingan babak pendahL: selanjutnya berhak mengikuti babak berikutnya. Tatacara ini merupakan proses saringan bagi peserta tertentu.
Tujuan utama penyelenggaraan ronde pendahuluan ialah mengurangi jumlah peserta babak pertama. jika misalnya jumlah peserta. sebanyak 10 orang sedangkan angka patokan lebih kecil dari jumlah peserta ialah delapan, maka harus menggugurkan dua. peserta. seperti disinggung pada awal bab ini, angka patokan berupa kelipatan angka dua ialah 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya.
Dalam gambar berikut nampak bahwa, dua. peserta harus digugurkan. Pemenang pertandinga-. babak pendahuluan itu berhak maju ke babak pertama, hingga seterusnya diperoleh juara pertama dan kedua. Keuntungan terutama dalam hal penciutan jumlah peserta yang bertanding dalam babak pertama. seperti halnya sistem gugur lainnya, sistem gugur ronde pendahuluan menekankan penghematan waktu, biaya, clan fasilitas pertandingan.
Tentu saja ada. kelemaha.inya. Beberapa peserta memperoleh keuntungan jika kebetulan tidak terpilih sebagai peserta yang harus mengikuti ronde pendahuluan. Penentuannya berdasarkan undian. Kesulitan lain yang dihadapi jika jumlah peserta melebihi angka patokan clan tergolong besar. Misalnya saja, jika peserta. sebanyak 25 dan angka patokan di bawah jumlah itu 16 maka yang harus digugurkan sebanyak 9 peserta. Tentu saja dalam penyelenggaraannya memerlukan waktu, biaya clan tenaga.
2. Sistem Kompetisi
Berbecla dengan sistem gugur, sistem kompetisi memberikan kesempatan bagi setiap peserta untuk Baling berhadapan. Dua jenis kompetisi yang lazim dipakai ialah, kompetisi penuh dan setengah kompetisi. Dalam kompetisi penuh setiap peserta berhadapan dua kali sedangkan
e. Sistem Gugur dengan Ronde Pendahuluan
Sistem gugur dengan ronde pendahuluan ialah penyelenggaraan pertandingan antara beberapa peserta sebelum babak pertama bagi semua peserta. Pemenang pertandingan babak pendahuluan itu selanjutnya berhak mengikuti babak berikurnya. Tatacara ini merupakan proses saringan bagi sejumlah peserta tertentu.
Tujuan utama penyelenggaraan ronde pendahuluan ialah mengurangi jumlah peserta pada babak pertama. jika misalnya jumlah peserta sebanyak I 0 orang sedangkan angka patokan yang lebih kecil dari jumlah peserta ialah delapan, maka harus menggugurkan dua peserta. Seperti telah disinggung pada awal bab ini, angka patokan berupa kelipatan angka dua ialah 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya.
Dalam gambar berikut nampak bahwa dua peserta harus digugurkan. Pemenang pertandingan babak pendahuluan itu berhak maju ke babak pertama, hingga seterusnya diperoleh juara pertama dan kedua. Keuntungan terutama dalam hal penciutan jumlah peserta yang bertanding dalam babak pertama. Seperti halnya sistem gugur lainnya, sistem gugur ronde pendahuluan menekankan penghematan waktu, biaya, dan fasilitas pertandingan.
Tentu saja ada kelemaha.inya. Beberapa peserta memperolch keuntungan jika kebetulan tidak terpilih sebagai peserta yang harus mengikuti ronde pendahuluan. Penentuannya berdasarkan undian. Kesulitan lain yang dihadapi jika jumlah peserta melebihi angka patokan dan tergolong besar. Misalnya saja, jika peserta sebanyak 25 dan angka patokan di bawah jumlah itu 16 maka yang harus digugurkan sebanyak 9 peserta. Tentu saja dalam penyelenggaraannya memerlukan waktu, biaya dan tenaga.